Monday, July 7, 2008

Kuasai Bahasa Inggris dalam Waktu 52 Jam Saja!


“Kuasai Bahasa Inggris Hanya dalam 52 Jam”.

Anda percaya iklan di atas? Bisa bahasa Inggris hanya dalam waktu 52 jam?

Kalau Anda percaya, coba pertimbangkan beberapa fakta berikut:

Yang pertama, belajar bahasa senantiasa harus melewati dua tahap utama: tahap deklaratif, dan tahap prosedural. Tahap deklaratif adalah tahap dimana Anda berupaya untuk TAHU unsur-unsur semantik, sintaktik, dan wacana dari bahasa Inggris. Tapi TAHU saja belum sama dengan BISA MENGGUNAKANNYA secara fasih. Anda perlu banyak sekali waktu untuk memahami parameter-parameter tata bahasa dalam bahasa itu, bagaimana bentuk verbanya, bagaimana verba berubah sesuai tenses, apa makna kata-katanya, dan sebagainya, banyak sekali. Pada tahap ini, Anda bisa menjelaskan secara verbal bahwa ada 12 tenses dalam bahasa Inggris, dengan polanya masing-masing; Anda bisa menjelaskan bahwa kata kerja berubah sesuai dengan acuan waktu. Anda hanya bisa menDEKLARASIkan pengetahuan tersebut, (makanya tahap ini disebut tahap pengetahuan DEKLARATIF) tapi belum berani dan/atau belum bisa untuk memakainya dalam pembicaraan atau penulisan.

Baru kalau Anda sudah merasa relatif mantap dengan pengetahuan itu, Anda berani mencoba-coba untuk memakainya dalam ujaran atau tulisan. Anda mulai berani mengucapkan satu dua kalimat dengan bekal pengetahuan Anda yang sudah mantap tadi. Pelan namun pasti, Anda menerapkan pengetahuan tentang pola-pola kalimat ke dalam prosedur mengujarkan kalimat atau membuat tulisan. Nah, pada tahap ini, Anda berada di ambang tahap PROSEDURAL. Sekarang, Anda bukan hanya bisa mendeklarasikan pengetahuan tentang komponen-komponen bahasa Inggris, namun sudah bisa menjalankan PROSEDUR memproduksi ujaran atau tulisan dalam bahasa Inggris (makanya, tahap ini disebut tahap PROSEDURAL).

Apa mungkin meretas kedua tahap itu hanya dalam waktu 52 jam? Mission impossible.

Terus, mungkin Anda mencoba mendebat: “Lho, tapi teman saya dulu langsung bisa bahasa Inggris hanya dengan membaca buku saku yang berjudul ‘Percakapan Sehari-Hari dalam Bahasa Inggris”. Hanya dalam waktu 24 jam lebih sedikit dia sudah bisa cas cis cus dalam bahasa Inggris”. Hayoooo . . . yak apa iki, hayooo?

Jawaban saya: yang dia pelajari itu, atau lebih tepatnya: dia hafalkan, adalah ungkapan-ungkapan baku, yang memang sudah tetap, dan masing-masing berpasangan dengan konteks situasi yang relatif bisa diramalkan. Misalnya, ketika berkenalan, ungkapan-ungkapan yang hampir pasti diujarkan adalah: “Hi, my name is . . .”, “How do you do?”, “Where are you from?”, “What part of England are you from?”, “What do you think of this city?”, dan sebagainya. Jadi teman Anda itu hanya bisa mengujarkan ungkapan-ungkapan ini dalam situasi yang sudah pasti. Coba suruh dia menghadiri seminar orang bule, kemudian suruh dia bertanya tentang satu hal dari topik presentasi itu, pasti dia kelabakan.

Dia baru sampai pada tahap menghafalkan social utterances (ungkapan-ungkapan baku untuk situasi khas), tapi jelas belum banyak berupaya untuk mengasah pengetahuan deklaratifnya, apalagi sampai pada tahap proseduralnya. Dia perlu waktu belajar lebih banyak lagi, dan jelas akan lebih dari 52 jam.

Jelas?