Wednesday, January 2, 2013
Saturday, September 4, 2010
Seputar TOEIC
TOEIC (Test of English as International Communication) adalah tes kecakapan bahasa Inggris yang mengukur kemampuan berbahasa Inggris untuk dunia kerja, dunia bisnis, dan komunikasi sehari-hari dengan orang asing. Universitas Ma Chung menggunakan tes ini untuk menjamin bahwa para lulusannya mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, dan dengan demikian menjadi sumber daya manusia yang cakap dan siap bekerja di segala bidang yang makin mendunia.
Tes TOEIC terdiri dari dua jenis: Listening dan Reading, dan Speaking dan Writing. Untuk yang Listening dan Reading, ada 200 soal, masing-masing 100 untuk setiap bagian. Lama tes dua jam. Versi terbaru dari TOEIC memuat teks yang lebih panjang, dan aksen penutur yang bervariasi (bukan hanya Amerika, namun juga Inggris Raya, Selandia Baru, dan Australia); bagian error correction (menemukan bagian yang salah) sudah tidak ada, digantikan dengan melengkapi kalimat.
Setiap peserta tes TOEIC akan mendapat sertifikat, tidak memandang skornya. Yang membedakan adalah warna sertifikatnya: yang menengah ke bawah berwarna hijau, yang tertinggi (700 – 900) berwarna emas.
Kecakapan paling menentukan untuk sukses dalam TOEIC adalah penguasaan vocabulary, pengucapan (pronunciation), dan kemampuan membaca cepat. Ini hanya bisa diperoleh lewat latihan intensif dan kebiasaan menggunakan atau mendengarkan bahasa Inggris sehari-hari. Maka sangat disarankan mahasiswa mengambil mata kuliah berbahasa Inggris, karena semakin lama dia terpapar pada lingkungan berbahasa Inggris, semakin peka telinganya dan kemampuannya untuk mencerna ujaran lisan, suatu skill yang sangat berguna ketika menghadapi bagian Listening.
Selain itu, mengikuti perkuliahan bahasa Inggris juga “memaksa” kita untuk membaca teks berbahasa Inggris, yang pada gilirannya menambah vocabulary dan membuat kita menjadi lebih mudah menghadapi tes Reading dalam TOEIC.
Jangan heran kalau dalam kelas persiapan, dosen meminta Anda untuk berbicara, walaupun Anda tahu bahwa tes yang akan dihadapi adalah reading dan listening. Ini karena kemampuan berbicara secara tidak langsung mengasah kemampuan Anda untuk mendengarkan dan mencermati pengucapan, sehingga sangat cocok untuk persiapan ke arah tes Listening.
Tes TOEIC terdiri dari dua jenis: Listening dan Reading, dan Speaking dan Writing. Untuk yang Listening dan Reading, ada 200 soal, masing-masing 100 untuk setiap bagian. Lama tes dua jam. Versi terbaru dari TOEIC memuat teks yang lebih panjang, dan aksen penutur yang bervariasi (bukan hanya Amerika, namun juga Inggris Raya, Selandia Baru, dan Australia); bagian error correction (menemukan bagian yang salah) sudah tidak ada, digantikan dengan melengkapi kalimat.
Setiap peserta tes TOEIC akan mendapat sertifikat, tidak memandang skornya. Yang membedakan adalah warna sertifikatnya: yang menengah ke bawah berwarna hijau, yang tertinggi (700 – 900) berwarna emas.
Kecakapan paling menentukan untuk sukses dalam TOEIC adalah penguasaan vocabulary, pengucapan (pronunciation), dan kemampuan membaca cepat. Ini hanya bisa diperoleh lewat latihan intensif dan kebiasaan menggunakan atau mendengarkan bahasa Inggris sehari-hari. Maka sangat disarankan mahasiswa mengambil mata kuliah berbahasa Inggris, karena semakin lama dia terpapar pada lingkungan berbahasa Inggris, semakin peka telinganya dan kemampuannya untuk mencerna ujaran lisan, suatu skill yang sangat berguna ketika menghadapi bagian Listening.
Selain itu, mengikuti perkuliahan bahasa Inggris juga “memaksa” kita untuk membaca teks berbahasa Inggris, yang pada gilirannya menambah vocabulary dan membuat kita menjadi lebih mudah menghadapi tes Reading dalam TOEIC.
Jangan heran kalau dalam kelas persiapan, dosen meminta Anda untuk berbicara, walaupun Anda tahu bahwa tes yang akan dihadapi adalah reading dan listening. Ini karena kemampuan berbicara secara tidak langsung mengasah kemampuan Anda untuk mendengarkan dan mencermati pengucapan, sehingga sangat cocok untuk persiapan ke arah tes Listening.
Sunday, May 30, 2010
Menata Pikiran dalam Tulisan Akademik Berbahasa Inggris
Tulisan ilmiah, terutama dalam bahasa Inggris, pada umumnya ditata/diorganisir sesuai dengan pola-pola berikut ini:
Chronological order
Mengurutkan suatu proses atau kejadian, misalnya cara membuat website, atau proses terbentuknya awan, atau sejarah perdagangan dunia.
Logical division of ideas
Memilah satu topik menjadi beberapa sub bahasan dengan kategori-kategori tersendiri, misalnya, jenis-jenis bahasa pemrograman, tipe-tipe kepribadian, dsb.
Cause and effect
Menggambarkan suatu hal (cause) dan dampak atau akibatnya (effect), misalnya, pemanasan global dan dampaknya terhadap kesejahteraan petani, perdagangan online dan dampaknya terhadap perusahaan, dsb.
Comparison and contrast
Menggambarkan perbandingan dengan cara menyoroti kemiripannya (comparison) kemudian perbedaannya (contrast), misalnya, perbandingan antara pendekatan tradisional dengan pendekatan modern dalam belajar matematika.
Problem – solution
Mendeskripsikan suatu masalah kemudian menyarankan atau melukiskan pemecahannya. Misalnya, penumpukan sampah di lingkungan RT dan penyelesaiannya, konflik antar sekolah dan cara pemecahannya.
General to specific: “Say it, define it, give examples to support it”
Menggambarkan satu hal/konsep/obyek dengan cara menyebut namanya, mendefinisikannya, kemudian memberikan contoh-contoh atau penjelasan detail lebih lanjut tentang hal tersebut. Misalnya, perdagangan karbon adalah . . . contohnya, . . .
Order of importance/emphatic order
Menggambarkan sesuatu langkah atau beberapa hal mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting. Misalnya, beberapa faktor penyebab stress.
Manfaat dari mengetahui pola-pola retoris seperti di atas adalah memampukan kita untuk menulis dengan cepat, karena semua hal sudah terorganisir atau tertata dalam pola-pola itu. Kita hanya perlu mempelajari ragam bahasa Inggris yang tepat untuk menuangkan gagasan itu secara tertulis. Bagaimana cara menguasai kemampuan ini? Kelas Academic Writing di ELTISI Ma Chung memberikan jawabannya.
Chronological order
Mengurutkan suatu proses atau kejadian, misalnya cara membuat website, atau proses terbentuknya awan, atau sejarah perdagangan dunia.
Logical division of ideas
Memilah satu topik menjadi beberapa sub bahasan dengan kategori-kategori tersendiri, misalnya, jenis-jenis bahasa pemrograman, tipe-tipe kepribadian, dsb.
Cause and effect
Menggambarkan suatu hal (cause) dan dampak atau akibatnya (effect), misalnya, pemanasan global dan dampaknya terhadap kesejahteraan petani, perdagangan online dan dampaknya terhadap perusahaan, dsb.
Comparison and contrast
Menggambarkan perbandingan dengan cara menyoroti kemiripannya (comparison) kemudian perbedaannya (contrast), misalnya, perbandingan antara pendekatan tradisional dengan pendekatan modern dalam belajar matematika.
Problem – solution
Mendeskripsikan suatu masalah kemudian menyarankan atau melukiskan pemecahannya. Misalnya, penumpukan sampah di lingkungan RT dan penyelesaiannya, konflik antar sekolah dan cara pemecahannya.
General to specific: “Say it, define it, give examples to support it”
Menggambarkan satu hal/konsep/obyek dengan cara menyebut namanya, mendefinisikannya, kemudian memberikan contoh-contoh atau penjelasan detail lebih lanjut tentang hal tersebut. Misalnya, perdagangan karbon adalah . . . contohnya, . . .
Order of importance/emphatic order
Menggambarkan sesuatu langkah atau beberapa hal mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting. Misalnya, beberapa faktor penyebab stress.
Manfaat dari mengetahui pola-pola retoris seperti di atas adalah memampukan kita untuk menulis dengan cepat, karena semua hal sudah terorganisir atau tertata dalam pola-pola itu. Kita hanya perlu mempelajari ragam bahasa Inggris yang tepat untuk menuangkan gagasan itu secara tertulis. Bagaimana cara menguasai kemampuan ini? Kelas Academic Writing di ELTISI Ma Chung memberikan jawabannya.
Thursday, May 27, 2010
Mengapa Harus Belajar Conversation
1. Mengapa harus belajar Conversation?
Teori Output Hypothesis menegaskan bahwa kita akhirnya bisa bicara dalam bahasa asing karena dipaksa ngomong (atau menulis). Dengan ikut kursus Conversation, mau tidak mau Anda terpaksa ngomong. Karena Anda ngomong, guru atau rekan lain jadi tahu dimana letak kesalahannya, terus mereka betulkan. Ujung-ujungnya, Anda jadi bisa membenarkan ujaran Anda yang masih keliru, dan akhirnya berujar dengan lebih baik.
2. Apa gunanya?
Jawabannya klise dan agak pragmatis: supaya Anda lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Tapi coba pikir lagi: di jaman dimana modal asing dan budaya global merasuk hampir ke semua sendi kehidupan, betapa lincah dan bermanfaatnya orang-orang yang bisa berkomunikasi dalam bahasa asing. Coba cari barang lima biji saja iklan lowongan pekerjaan (untuk lulusan universitas) yang tidak mempersyaratkan kemampuan bercakap dalam bahasa Inggris, atau bahkan Mandarin. Sulit, kan?
3. Kan skor TOEFL atau TOEIC saya sudah tinggi, kenapa masih perlu ikut kursus Conversation?
Apa yang Anda pelajari dalam TOEFL Prep atau TOEIC Prep adalah pengetahuan deklaratif, yaitu tahu tentang grammar, tahu arti kosa kata, tahu arti bacaan, tapi Anda belum tentu punya ketrampilan prosedural, yaitu menggunakan semua pengetahuan itu untuk berbicara dan menulis. Bagaimana merubah semua pengetahuan tata bahasa dan arti kata itu menjadi kemampuan berbicara lancar? Ya bergabunglah dengan klub Conversation, atau ikutilah kelas Conversation.
Ada beberapa cerita tentang murid yang skor TOEFL 600 an, namun hanya bisa berbicara terbatas. Kenapa? Karena waktunya habis hanya untuk menekuni soal-soal TOEFL, tidak pernah ikut kelas Conversation. Kemampuan melahap soal tes nya hebat, tapi begitu mau ngomong lidahnya kelu karena memang tidak dibiasakan atau ‘dipaksa’ (lihat pertanyaan paling atas).
4. Percuma ikut kelas Conversation, karena saya tidak akan bisa berbicara sesempurna guru bahasa Inggris saya.
Ya, memang, siapa juga yang menyuruh Anda menyamai kemampuannya? Dengan ikut kursus Conversation, kemampuan Anda akan meningkat; mungkin tidak akan sampai menyamai guru Anda, tapi bahkan dengan ujaran yang masih banyak salah tata bahasa nyapun Anda masih bisa dipahami oleh orang lain. Kenapa? Karena Anda selalu bicara dalam konteks, dan konteks itulah yang berperan sangat besar dalam membuat Anda dipahami, sekalipun ujarannya masih salah. Makanya, jangan takut untuk mengambil kelas Conversation, karena kemampuan Anda PASTI akan meningkat, dan bahkan dengan kemampuan yang masih jauh dari guru Anda itu, Anda sudah bisa dimengerti lawan bicara.
* Kecakapan Conversation bisa didapat dengan mengikuti Kelas Communicative English di ELTISI Ma Chung. 10 – 16 kali pertemuan. Biaya Rp. 270.000 per peserta. Minimum jumlah peserta: 4 orang.
Teori Output Hypothesis menegaskan bahwa kita akhirnya bisa bicara dalam bahasa asing karena dipaksa ngomong (atau menulis). Dengan ikut kursus Conversation, mau tidak mau Anda terpaksa ngomong. Karena Anda ngomong, guru atau rekan lain jadi tahu dimana letak kesalahannya, terus mereka betulkan. Ujung-ujungnya, Anda jadi bisa membenarkan ujaran Anda yang masih keliru, dan akhirnya berujar dengan lebih baik.
2. Apa gunanya?
Jawabannya klise dan agak pragmatis: supaya Anda lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Tapi coba pikir lagi: di jaman dimana modal asing dan budaya global merasuk hampir ke semua sendi kehidupan, betapa lincah dan bermanfaatnya orang-orang yang bisa berkomunikasi dalam bahasa asing. Coba cari barang lima biji saja iklan lowongan pekerjaan (untuk lulusan universitas) yang tidak mempersyaratkan kemampuan bercakap dalam bahasa Inggris, atau bahkan Mandarin. Sulit, kan?
3. Kan skor TOEFL atau TOEIC saya sudah tinggi, kenapa masih perlu ikut kursus Conversation?
Apa yang Anda pelajari dalam TOEFL Prep atau TOEIC Prep adalah pengetahuan deklaratif, yaitu tahu tentang grammar, tahu arti kosa kata, tahu arti bacaan, tapi Anda belum tentu punya ketrampilan prosedural, yaitu menggunakan semua pengetahuan itu untuk berbicara dan menulis. Bagaimana merubah semua pengetahuan tata bahasa dan arti kata itu menjadi kemampuan berbicara lancar? Ya bergabunglah dengan klub Conversation, atau ikutilah kelas Conversation.
Ada beberapa cerita tentang murid yang skor TOEFL 600 an, namun hanya bisa berbicara terbatas. Kenapa? Karena waktunya habis hanya untuk menekuni soal-soal TOEFL, tidak pernah ikut kelas Conversation. Kemampuan melahap soal tes nya hebat, tapi begitu mau ngomong lidahnya kelu karena memang tidak dibiasakan atau ‘dipaksa’ (lihat pertanyaan paling atas).
4. Percuma ikut kelas Conversation, karena saya tidak akan bisa berbicara sesempurna guru bahasa Inggris saya.
Ya, memang, siapa juga yang menyuruh Anda menyamai kemampuannya? Dengan ikut kursus Conversation, kemampuan Anda akan meningkat; mungkin tidak akan sampai menyamai guru Anda, tapi bahkan dengan ujaran yang masih banyak salah tata bahasa nyapun Anda masih bisa dipahami oleh orang lain. Kenapa? Karena Anda selalu bicara dalam konteks, dan konteks itulah yang berperan sangat besar dalam membuat Anda dipahami, sekalipun ujarannya masih salah. Makanya, jangan takut untuk mengambil kelas Conversation, karena kemampuan Anda PASTI akan meningkat, dan bahkan dengan kemampuan yang masih jauh dari guru Anda itu, Anda sudah bisa dimengerti lawan bicara.
* Kecakapan Conversation bisa didapat dengan mengikuti Kelas Communicative English di ELTISI Ma Chung. 10 – 16 kali pertemuan. Biaya Rp. 270.000 per peserta. Minimum jumlah peserta: 4 orang.
Subscribe to:
Posts (Atom)