Tak kenal maka tak sayang.
Sebenarnya saya bosan mendengar ungkapan itu. Ya iya, saya tahu, bagus memang. Dan benar. Tapi karena sudah terlalu sering diucapkan jadi kedengaran klise, tidak “shocking” lagi (Tea with shocking sodaaaa . . . ).
Tapi saya diingatkan kembali akan ungkapan itu ketika salah satu murid privat saya mengatakan, dia jadi suka pelajaran bahasa Mandarin karena pada pertemuan pertama gurunya tidak langsung masuk ke materi ajar, namun memperkenalkan dulu budaya Mandarin lewat film, Chinese kaligrafinya, dan segala macam. Murid saya itu jadi tergelitik untuk tahu lebih banyak tentang budaya Cina, dan jadilah dia menyukai pelajaran Mandarin sejak saat itu.
Jadi, taktik belajar yang baik untuk suatu bahasa yang masih asing bagi Anda adalah: kenali dulu budayanya, lihat cara hidup orang-orangnya, lihat hasil keseniannya, kenali hasil karya sastranya, pandang kesehariannya, pakaian, dan gaya hidupnya, bahkan cara omongnya, semboyan-semboyan atau moto-motonya, dan, lebih dalam lagi, bagaimana mereka memaknai hidup ini.
Baru setelah Anda merasa tergelitik untuk mengenali budaya mereka (tidak selalu harus jatuh hati, lho), ambillah buku saku, pelajari ungkapan-ungkapan kesehariannya, lalu mulailah pelajari tata bahasa, kosa kata, cara pengucapan dan ciri prosodiknya, dan segala macam komponen kebahasaan yang lain.
Kalau sudah kenal dulu, biasanya akan jatuh sayang.
Selamat ber”budaya” dan belajar!
P.S. Special thanks for Feli, who told me the value of knowing another culture before learning the language.
Wednesday, June 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Setuju sekali. Setelah saya berlibur ke China, saya semakin semangat belajar bahasa mandarin.
Post a Comment